Senja bukanlah senja jika ia belum jatuh melesat perlahan mendekat ke garis bumi yang katanya melengkung itu. Tempat istirahat ternyaman di bahu alam. Semua orang tau senja. Semua orang menikmati senja. Tapi tak ada yang mengamati senja. Sehingga tak ada yang tau apa yang membuat senja bisa bertahan indah di ujung sana. Ialah awan.
Awan selalu setia menegapkan bahunya agar semburat itu bisa dengan nyaman bersandar manja, dan mengungkap keluh kesahnya. Jika seandainya ia tak menemukan awan sebagai pasangan yang bisa berbagi suka duka bersama.
Karena senja tidak hanya punya telinga untuk mendengar keluh. Tapi juga punya mulut untuk berkeluh. Ialah awan, mungkin tak akan ada semburat kemerah-merahan ini jika tak ada celah lembut di awan-awan. Tak ada pemandangan dua elemen alam yang menakjubkan jika senja tanpa awan.
Pernah suatu hari senja pergi entah kemana, hingga keesokan harinya awan merasa bersalah, mereka pun tak lagi bertemu di tempat indah di ufuk barat itu, padahal keduanya sama-sama merindu. Senja sesekali hadir sendiri disana sembari menunggu awan kembali, tapi dunia tidak lagi merasakan keindahannya.
Saat rindu keduanya memuncak, penduduk bumi mendengar jeritan yang entah dari mana, semua bertanya "Apakah itu jeritan senja dan awan yang tak lagi berjumpa?" tak ada yang tau hingga sore awan hadir. Kala itu, penduduk bumi merayakan hari bahagia sedunia dan percaya bahwa pergi tidaklah abadi.
Ternyata perpisahan itu hanyalah sementara sebagai jeda untuk keduanya tumbuh dewasa, di saat begitu mereka pun menyadari bahwa keindahan itu diperoleh jika kedunya saling memahami kekurangannya masing-masing.
Senja dan awan. "Tidak pernah indah jika tidak ada sandingan itu," kata penduduk bumi yang melempar pandang lelah. Alunan irama yang menyatu dengan desiran riang ombak. Panas kopi pahit yang diterbangkan angin. Pantai yang ditelusuri dengan kaki-kaki telanjang. Inilah janji para penikmat senja dan awan kepada pasangannya yang disaksikan langsung senja dan awan "Aku akan tunjukkan kepadamu dunia yang katanya indah." Inilah senja dan awan.
Akhirnya, awan dan senja pun berkomitmen untuk selalu bersama demi menyajikan keindahan yang seolah tiada habisnya, setiap hari awan pun menunggu di tempat yang sama tanpa ada rasa takut kecewa, karna awan yakin senja pasti tidak pernah mengingkari janjinya. Hingga nanti tiba saatnya langit dan bumi tidah sanggup lagi menyediakan tempat bagi mereka untuk bermanja.
Aduduh..wewe
BalasHapusAduduh..wewe
BalasHapus